Apa yang dapat Anda lakukan dengan Visa Tourist stream ini:
A Swiss visa turis (dikeluarkan oleh konsulat atau kedutaan Negara Schengen) berlaku untuk seluruh 26 Negara Wilayah Schengen (termasuk wilayah Eropa Swiss), kecuali jika ditandai lain pada stiker visa. Jadi Anda tidak memerlukan visa lain untuk masuk atau tinggal di wilayah Eropa Swiss. Namun, Anda harus memiliki bukti dokumenter tentang alasan Anda tinggal dan sarana pendukung Anda. Area Schengen terdiri dari negara-negara berikut: Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal , Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.
Sejak perbatasan Australia dibuka, Didi Setyawan, admin dari grup Facebook The Rock Indonesia mengaku menerima lima kali lipat lebih banyak pertanyaan mengenai "visa kerja".
Grup yang beranggotakan lebih dari 37 ribu orang tersebut memuat informasi dan pengalaman hidup di Australia, termasuk soal studi dan kerja.
"Kebanyakan yang bertanya separuhnya sudah punya usaha di Indonesia, tapi karena pandemi enggak jalan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka kalau dilihat dari usia, kebanyakan mereka 30 tahun ke atas."
"Masalahnya, rata-rata umur mereka sudah 30 tahun ke atas, jadi WHV sudah dicoret, enggak mungkin. Jalan satu-satunya adalah visa turis atau student."
Visa turis, atau yang lebih dikenal sebagai 'Visitor visa (subclass 600)' tidak mengizinkan pemegangnya bekerja di Australia.
Dalam situs Departemen Dalam Negeri Australia, visa turis hanya boleh digunakan untuk "mengunjungi keluarga atau teman" dan "berada di Australia sebagai turis, untuk berlayar, atau keperluan lain selain bisnis atau keperluan medis".
Abul Rizvi, pengamat masalah imigrasi di Australia, sekaligus mantan wakil sekretaris Departemen Imigrasi Australia mengatakan pemanfaatan visa turis untuk bekerja sudah menjadi "masalah yang bertambah banyak" selama 10 tahun terakhir.
Didi yang sudah menetap di Australia lebih dari enam tahun mengetahui keberadaan pemegang visa turis yang sudah lama bekerja ilegal.
"Beberapa pemegang visa turis yang saya kenal bukan orang baru, sudah dari tahun 2015," katanya.
"Tapi mereka sudah tidak mau bersosialisasi, rata-rata kerja di kebun dan stay di sana dan begitu sudah dapat uang mereka pulang ke Indonesia."
Didi juga menyadari keberadaan mereka di dalam grup The Rock Indonesia yang dikelolanya sejak tahun 2012.
"Pastinya ada, tapi enggak terlalu vulgar [terang-terangan] karena kita larang," kata Didi.
"Kita biasanya kasih tahu kalau misalkan kamu gelap [atau tidak punya izin tinggal legal] itu banyak konsekuensinya."
ABC Indonesia telah menghubungi sejumlah warga Indonesia yang mengakui menggunakan visa turis untuk bekerja, namun menolak untuk diwawancara.
Mereka khawatir jika menceritakan pengalamannya, proses masuk ke Australia dengan menggunakan visa tersebut akan dipersulit oleh imigrasi.
Beberapa dari mereka juga menyadari sudah melanggar aturan imigrasi dengan memakai visa turis untuk bekerja.
Andreas Martano, yang sudah hampir dua dekade menjadi agen migrasi di Sydney, mengatakan beberapa orang menggunakan visa turis untuk bekerja karena biaya pengajuan visa turis yang relatif murah.
"Kadang-kadang orang yang sudah nekat, nothing to lose, [dan melihat bahwa ini adalah] aplikasi yang murah harganya, jadi mereka mencoba," kata agen migrasi Progress Study Consultancy tersebut.
Menurut situs Departemen Dalam Negeri Australia, harga aplikasi visa turis dimulai dari AU$150 untuk pengajuan dari luar Australia atau AU$380 untuk pengajuan dari Australia.
Andreas mengatakan salah satu modus pekerja yang mendapatkan visa turis 'multiple entry' adalah dengan keluar-masuk Australia setiap tiga bulan sekali.
"Tapi imigrasi bisa melihat riwayat bepergian mereka, kan?" katanya.
"Jadi tentu saja kalau Anda sering ke Australia dalam jangka waktu yang pendek, mereka akan mencurigai Anda bekerja."
Andreas mengatakan bahkan ada pengguna visa turis yang pernah minta tolong untuk mengurus visa pencari suaka, atau 'protection visa' agar bisa tinggal di Australia lebih lama.
Menurut Andreas mereka salah memahami, karena mereka akan mendapatkan 'bridging visa' agar bisa kerja dan sekolah, saat mengajukan 'protection visa'.
Padahal 'bridging visa' adalah visa yang diberikan pemerintah untuk sementara sampai visa yang sebenarnya diajukan keluar.
"Kadang mereka sebenarnya tidak tahu visa apa yang sedang mereka ajukan karena ada agen migrasi, teman atau saudaranya yang mengurus," katanya.
Sebagai mantan pekerja departemen imigrasi Australia, Abul mengatakan penggunaan visa turis untuk bekerja tidak hanya melanggar aturan, tapi ada "konsekuensi nyata", yakni tidak mendapatkan perlindungan hukum seperti halnya bekerja menggunakan visa kerja.
"Pemberi kerja akan siap memberikan gaji di bawah standar minimum karena mereka tahu kalau orang tersebut protes soal gajinya, mereka sendiri juga melanggar hukum," katanya.
Menurut Abul, keselamatan orang yang menyalahgunakan visa turis juga terancam tergantung di industri apa mereka bekerja.
"Misalnya Anda bekerja di kebun, memetik buah, atau pekerjaan buruh seperti ini, ada risiko pemberi kerja akan menetapkan harga sewa yang sangat mahal," katanya.
"Bisa juga mereka tidak peduli soal masalah kesehatan dan keamanan Anda, apalagi mengingat bekerja di kebun bisa jadi cukup berbahaya."
Abul menambahkan terus bertambahnya kasus penyalahgunaan visa turis oleh warganegara tertentu akan turut mempersulit proses pengajuan visa turis bagi orang yang berkewarganegaraan sama.
Ia menyadari adanya 'loophole' atau celah penyalahgunaan visa tersebut dan mengatakan bahwa Pemerintah Australia "belum melakukan cukup banyak hal" untuk menghentikannya.
"Ini telah membuka ruang bagi kelompok kriminal untuk menyesatkan orang-orang untuk datang ke Australia menggunakan visa turis dan bekerja," katanya.
"Menurut saya masih banyak yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengambil tindakan keras terhadap orang-orang yang melakukan penipuan seperti ini."
Agen migrasi Andreas mengatakan ada banyak cara untuk mendapatkan status resmi saat bekerja di Australia.
"Mereka bisa menggunakan visa yang disponsori perusahaan jika memiliki kualifikasi atau pengalaman kerja yang sesuai," katanya.
"Alternatif lainnya mereka bisa menambah keterampilan atau kualifikasi mereka dengan belajar di Australia."
ABC Indonesia telah menghubungi Departemen Dalam Negeri Australia untuk memberikan tanggapan.
Simak juga 'Imigrasi Siapkan 4 Layanan untuk Permudah Turis Wisata dengan Kapal Pesiar':
[Gambas:Video 20detik]
Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.
Daftar Dokumen untuk Tourist stream:
Daftar dokumen untuk permohonan visa ini akan bergantung pada keadaan Anda. Namun secara umum, Anda harus menyediakan dokumen berikut:
Bukti bahwa Anda adalah pengunjung sejati
Bukti untuk anak-anak di bawah 18 tahun
ONEderland Consulting menyediakan layanan untuk konsultasi dengan agen migrasi terdaftar profesional kami untuk mendiskusikan kelayakan Anda untuk opsi visa ini lebih lanjut dan menyarankan dokumen yang diperlukan untuk permohonan visa.
TESTIMONIAL DAN REVIEW KLIEN KAMI
Persyaratan Visa untuk Tourist stream:
Waktu Pemrosesan Visa untuk Tourist stream:
Waktu pemrosesan sekitar 10 hingga 30 hari.
Biaya Visa untuk Tourist stream:
Biaya visa untuk Tourist Visa Stream per Juli 2024 yaitu $195 untuk pengajuan di luar Australia dan $490 untuk pengajuan di dalam Australia.
Visa turis Australia atau yang biasa disebut dengan Visitor visa Australia memungkinkan Anda untuk tinggal di Australia selama 3, 6, atau 12 bulan tergantung tujuan Anda tanpa izin kerja.
Jika Anda ingin berkunjung ke Australia untuk berlibur, atau mungkin untuk mengunjungi keluarga,teman, atau juga untuk meninjau prospek peluang bisnis atau pekerjaan di Australia, kegiatan mencari sekolah atau bermigrasi secara permanen. Anda akan membutuhkan Visa berkunjung untuk dapat secara legal berkunjung ke Australia.
Australia merupakan salah satu tujuan wisata yang terkenal di dunia dengan banyaknya tempat yang menarik untuk dikunjungi dan banyak pengalaman yang mungkin Anda dapatkan.
Kami telah melampirkan beberapa panduan untuk Anda di bawah yang dapat digunakan untuk Anda yang ingin mendapatkan visa turis Australia dengan mudah.
RATUSAN WARGA INDONESIA BERHASIL MEWUJUDKAN MIMPI MEREKA BERMUKIM DI AUSTRALIA DENGAN BANTUAN KAMI
Sebagai salah satu Agen Migrasi dengan rating tertinggi di Perth, kami berusaha keras untuk meraih hasil yang memuaskan untuk klien kami.
Ribuan klien kami dari seluruh dunia telah membuktikan layanan pengajuan visa turis Australia bersama kami. Agensi kami profesional, efisien, dan dapat dipercaya. Jika Anda belum memenuhi syarat untuk mengajukan Visitor Visa ke Australia, maka kami akan memberikan beberapa rekomendasi untuk Anda sesuai dengan keadaan dan anggaran biaya Anda saat ini.
Agen migrasi lain mengatakan bahwa sangat kecil kemungkinan untuk ibu saya untuk memperpanjang visa Australia, tapi tidak dengan mbak Indah yang sangat percaya diri bisa membantu Ibu saya memperpanjang Visa Australia ditengah pandemik COVID-19.
4 minggu sebelum Visa Ibu saya habis masa berlakunya, Mbak Indah, Mbak musria dan team ONEderland sukses mendapatkan visa Australia untuk Ibu saya.
Tiada kata yang bisa saya gunakan untuk menggambarkan kebahagiaan dan rasa syukur saya atas bantuan dari ONEderland Consulting.
Hanya dalam 2 hari, pengajuan Visitor Visa Australia saya disetujui oleh Imigrasi Australia.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kutujukan kepada Mbak Indah dan tim ONEderland Consulting yang telah membantuku mendapatkan visa Australia permanen.
Mbak Indah sangat sabar, responsif dan telaten selama proses pengajuan visa. Visa permanen saya disetujui jauh lebih cepat dari dugaan saya.
Kalangan industri wisata mendesak Pemerintah Australia untuk mempercepat proses visa turis, karena banyak pelancong harus menunggu selama beberapa bulan.
Meski menyambut baik pembukaan perbatasan internasional bulan Februari lalu, namun operator wisata menyebutkan kedatangan turis asing masih jauh lebih rendah dibandingkan sebelum masa pandemi.
"Kalau kita mempersulit visa dan prosesnya berjalan lama, mereka pasti pergi ke negara lain," kata Margy Osmond, pelaku industri wisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebenarnya merusak citra kita, karena kita tidak bisa memberikan visa secepat mungkin kepada mereka yang sudah mengajukan permintaan," kata direktur Tourism and Transport Forum, badan yang menaungi industri wisata di Australia.
Disebutkan, industri wisata Australia yang bernilai AUD$60 miliar (lebih dari Rp600 T) kehilangan sekitar 610 ribu lapangan kerja selama pandemi.
Seorang warga di Queeensland, Leonora Luff, mengatakan kepada ABC bahwa dia sudah begitu rindu bertemu dengan keluarganya di Filipina. Keluarganya itu sudah menunggu selama lima bulan namun visa kunjungan mereka belum keluar juga.
Selain tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang program visanya dari Departemen Dalam Negeri Australia, mereka juga tidak bisa mengecek status permohonan tersebut.
Leonora mengatakan sudah lama ingin bertemu dengan keponakan-keponakannya.
"Keluarga kami stress jadinya," ujarnya.
Departemen Dalam Negeri menjelaskan terjadi 427 persen peningkatan permintaan visa kunjungan dari luar negeri sejak perbatasan internasional dibuka November tahun lalu.
Departemen yang membawahi urusan imigrasi ini menambahkan bahwa masa proses visa turis dari rata-rata 20 hari menjadi 37 hari bagi 90 persen pemohon.
Ketika ditanya apa yang harus dilakukan oleh pemohon visa bila mereka belum mendapatkan kabar mengenai status visa mereka, Depdagri Australia tidak memberikan jawaban langsung.
"Semua permohonan diteliti kasus per kasus dan waktu yang dibutuhkan berbeda-beda...apakah permohonan sudah lengkap atau masih memerlukan informasi tambahan," demikian keterangan Depdagri Australia.
Banyak operator wisata seperti misalnya Bridge Climb di Sydney yang mengoperasikan tur menaiki jembatan Harbour Bridge yang terkenal,mengatakan jumlah turis masih belum mencapai seperti ketika sebelum pandemi.
Turis domestik sampai saat ini masih lebih dominan mengunjungi tempat wisata tersebut.
"Kami tidak bisa terus beroperasi dengan keadaan seperti ini," kata Direktur eksekutif Bridge Climb Deb Zimmer.
"Yang kita lihat sekarang baru pucuknya, kami sangat berharap keadaan sebenarnya akan tergambar pada bulan Desember-Januari mendatang."
Selain masalah pengurusan visa yang lama dan juga masih terbatasnya jumlah penerbangan internasional ke Australia, sektor wisata Australia juga menghadapi masalah turis asal China yang belum juga datang.
Sebelum pandemi, turis asal China paling banyak membelanjakan uang ketika berada di sini. Jumlah mereka sekitar 1,4 juta setiap tahunnya.
Sekarang turis asal China berada di posisi kedelapan, jauh di bawah turis asal Inggris yang berada di peringkat pertama.
Ini disebabkan karena China masih menganut kebijakan pemberantasan virus yang ketat, sehingga banyak warga masih menjalani pembatasan di dalam negeri dan perjalanan tidak penting ke luar China masih dilarang.
Seorang pelaku industri wisata di Sydney, Jian Sun, mengaku harus mengalihkan pasarnya untuk warga China di Australia untuk sementara dan mengkhawatirkan sampai kapan turis asing dari China akan kembali lagi.
"Kami merasa stress dan khawatir karena ketidakpastian saat ini," katanya kepada ABC.
Sektor wisata ini diperkirakan baru akan pulih sepenuhnya dalam 12 bulan mendatang.
Sambil menunggu pemulihan, bulan lalu di Sydney diselenggarakan Australian Tourism Exchange, sebuah expo di mana pembeli dan penjual bisa bertemu untuk melakukan bisnis.
Ini untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir pembeli dari luar negeri bisa bertemu langsung dengan operator wisata di Australia.
Operator wisata Sherry Heard terbang langsung dari Texas (Amerika Serikat) untuk melihat apa yang bisa ditawarkan Australia bagi turis Amerika.
Sherry Heard mengatakan sekarang kita semua tidak harus khawatir melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Dunia sekarang sudah sepenuhnya bisa menangani berbagai jenis wisata baik di Australia atau di bagian dunia lain," katanya.
"Sudah waktunya kita mulai lagi melakukan perjalanan."
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dariABC News
Mulai 1 Juli mendatang, biaya pembuatan visa untuk mengunjungi Australia akan meningkat 6 hingga 40 persen, tergantung jenisnya.
Peningkatan biaya ini diumumkan Pemerintah Australia saat mengumumkan anggaran federal 2023-2024, kemarin malam, yang juga menyebutkan alasannya untuk meningkatkan proses pembuatan visa dan "prioritas" lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak memenangkan pemilu tahun lalu, Partai Buruh telah mengurangi waktu proses pembuatan visa.
Sementara itu, biaya untuk pembuatan visa bisnis dan investasi bagi kalangan pemilik bisnis, investor, dan pengusaha yang ingin memperluas usahanya di Australia akan naik 40 persen, dari AU$9.195 menjadi AU$12.873.
Con Paxinos, wakil presiden dari lembaga Migration Institute of Australia mengatakan kenaikan tersebut akan baik untuk Pemerintah Australia, tetapi "sangat signifikan" akan memberatkan bagi mereka yang ingin datang ke Australia.
"Jelas, apa yang dikatakan Pemerintah Australia adalah mereka akan dapat memperoleh pendapatan itu dari orang-orang yang akan mengajukan visa," katanya.
"Namun, akan sangat sulit bagi banyak keluarga yang memang perlu mengajukan visa-visa jenis tertentu [yang dibutuhkan."
Tahun keuangan ini Pemerintah Australia menganggarkan 190.000 orang untuk program migrasi permanen, atau berkurang 5.000 orang dibanding tahun keuangan sebelumnya.
Beberapa yang disebut dalam anggaran tahun 2023-2024 terkait imigrasi lainnya:
Roshana Rasheed asal Sri Lanka yang tinggal di Adelaide mengaku kecewa dengan naiknya biaya pengajuan visa di Australia.
"Sepertinya mereka sangat ingin mendapatkan uang," kata Roshana.
"Saya rasa orang-orang masih akan datang, hanya saja menjadi lebih sulit."
Yang juga mengkhawatirkan dirinya adalah tidak adanya dukungan lebih lanjut bagi pendatang baru ke Australia.
Ia mencontohkan dirinya yang tidak bisa mendapat pekerjaan di bidangnya sejak datang ke Australia, meski ia sudah punya pengalaman.
Saat ini dia bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi, itu pun di bidang 'entry level'.
"Kemampuan saya sebenarnya ada dalam daftar yang dibutuhkan, tapi pemerintah Australia tidak melakukan apa-apa."
"Pemerintah Australia ingin uang kita, tapi perlu ada juga dukungan yang terus diberikan kepada kita."
Lembaga Settlement Council of Australia (SCOA), yang mewakili penyalur bantuan bagi migran dan pengungsi baru, juga mengatakan mereka yang baru datang tidak cukup diperhatikan
"Mereka yang bekerja di layanan bantuan pendatang baru didorong bekerja sampai titik habis," kata Sandra Elhelw Wright, direktur eksekutif SCOA.
"Tanpa dana yang memadai kita akan melihat lebih banyak organisasi penyedia bantuan untuk migran baru yang terpaksa kehilangan pekerja dan mengurangi layanan mereka, meninggalkan migran dan pengungsi yang seringkali tidak bisa mencari nafkah sendiri."
Yeganeh Soltanpour, presiden dari Council of International Students Australia (CISA)Dewan Mahasiswa Internasional Australia (CISA) mengatakan menyambut baik pembatasan jam kerja, karena menurutnya banyak pelajar internasional yang bekerja di "jam-jam yang tidak semestinya".
"Kita sekarang akan dibatasi bekerja 48 jam per dua minggu yang artinya bekerja tiga hari dalam seminggu dan dalam kasus mahasiswa internasional seperti saya, kebanyakan dari kami selama ini juga sudah bekerja tiga hari seminggu," katanya.
Menurut mahasiswi MBA di University of Adelaide itu, yang perlu ditingkatkan adalah perlindungan dan dukungan bagi pelajar internasional agar tidak dieksploitasi,terutama mereka yang bekerja di kawasan regional.
Pemerintah Australia juga akan mengeluarkan aturan baru untuk membatasi siapa saja yang bisa belajar di sini setelah Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil mengatakan terlalu banyak mereka yang datang menggunakan visa pelajar untuk mendapatkan status permanen dan bukannya untuk belajar.
"Saya kira dalam semua sistem ada saja yang bisa disalahgunakan, dan ada yang sengaja datang dengan alasan yang tidak benar," kata Yaganeh.
"Namun saya kira mayoritas mahasiswa internasional, saya yakin mereka datang dengan maksud untuk belajar."
Mahasiswa internasional di Sydney, Shawn Zheng, mengatakan ia merasa optimis dengan peluangnya untuk bisa menjadi 'Permanent Resident' (PR), setelah tahu jika jumlah yang akan diterima tidak terlalu berubah.
"Pengurangannya tidak terlalu signifikan, dibandingkan dengan tahun keuangan lalu dan proporsi migrasi terampil juga tidak banyak berubah," kata Shawn.
"Saya pikir tahun keuangan berikutnya juga akan sama dengan tahun ini, meski mungkin akan sedikit lebih sulit."
Tapi ia merasa prihatin dengan kebijakan bagi migran terampil yang terus berubah.
Misalnya, ia khawatir persyaratan untuk izin tinggal permanen yang akan diubah dengan memasukkan pengalaman kerja di Australia, sehingga bisa berdampak pada rencananya.
Kepala eksekutif dari lembaga Settlement Services International Violet Roumeliotis mengatakan ia ingin melihat penambahan jalur migrasi terampil bagi mereka yang datang ke Australia dengan alasan kemanusiaan, seperti pencari suaka dan pengungsi, atau biaya pembuatan visa yang dibebaskan bagi mereka.
"Jalur ini memungkinkan program pemukiman kembali pengungsi untuk melanjutkan fokus pada pengungsi yang memiliki kebutuhan besar, serta kemitraan internasional," katanya.
Dia menambahkan program percontohan, seperti 'Skilled Refugee Labour Agreement Pilot' dan 'Community Refugee Settlement', sudah memberikan bukti jalur seperti ini layak dan hambatan-hambatan yang ada bisa diatasi.
"Memperluas jalur migrasi terampil untuk jalur kemanusiaan akan membantu mengatasi kekurangan keterampilan yang kritis di Australia, bermanfaat secara sosial bagi para pengungsi dan masyarakat lain, serta meningkatkan kesadaran publik yang lebih besar dan dukungan bagi penyediaan jalur kemanusiaan yang terencana," katanya.
Simak beritanya dalam bahasa Inggris
Anda dapat menggunakan stream ini untuk tujuan wisata, mengunjungi keluarga atau teman, untuk berlayar, atau untuk tujuan selain bisnis atau perawatan medis. Anda dapat belajar hingga 3 bulan dengan visa ini, namun jika alasan utama Anda bepergian ke Australia adalah untuk belajar, Anda dapat mengajukan permohonan Visa Pelajar (subkelas 500). Selain itu, Anda hanya dapat tinggal sementara dengan menggunakan visa ini, dan Anda tidak dapat bekerja di Australia selama Anda memegang visa ini.